4/04/2018

Seseorang Itu Kamu

Tulisan : Seseorang Itu Kamu...

Seseorang Itu Kamu, Puisi, Tulisan, Sajak

Dan adakalanya kita tidak membutuhkan orang yang mehami dunia kita. Akan tetapi adalah orang yang mau menerima dunia kita.

Entah aku dan kamu sepakat kala itu. Sepakat menjalin hati dalam kisah yang kita mulai. Yang aku tahu dan pernah kudengar, adanya kata sayang yang terucap dan tertulis. Dan babak belajar saling memahami pun kita mulai. Aku berusaha memahami sifatmu yang masih asing bagiku. Begitu juga kamu, yang mau menerima duniaku. Hal yang mungkin belum pernah atau jarang kamu temui sama sekali. Kita dua orang yang tak mempunyai hobi yang sama. Aku menyukai hal-hal sepi, dan tidak begitu menyukai akan keramaian. Jika ingin menikmati waktu denganmu, aku lebih ingin dan suka menghabiskan waktu denganmu berdua saja. Sementara kamu lebih suka hal yang sebaliknya. Kamu menyukai hal-hal yang ramai dan meriah. Kamu menyukai tempat-tempat objek wisata, yang membuatku tidak nyaman sebelumnya.

Sudah berapa kali kita harus belajar keras untuk saling memahami. Kamu belum begitu paham duniaku. Dan aku pun juga begitu. Kita sempat dan sering berdebat. Akan tetapi yang aku sukai darimu, kamu selalu belajar tenang. Itulah yang menyebabkan aku untuk bisa mengimbangimu,  untuk sama memahami duniamu. Karena hal yang harus kita jalani bukanlah tentang bagaimana memahami duniaku dan duniamu. Akan tetapi kita harus belajar menciptakan dunia yang baru untuk kita.

Baca juga :
Aku Mungkin Takan Bisa, Memberikan Apa Yang Dahulu Kau Miliki
Saat Kamu Memberanikan Diri
Sebagai seorang yang sudah tak menyukai keluar jauh dari rumah. Aku pernah berkeinginan mempunyai kekasih yang sama sepertiku. Tetapi, tuhan mengirimkan kamu kepadaku. Bukan seseorang yang sering keluar dari rumah. Kamu malah setiap hari beraktivitas di luar. Ya, kamu kuliah di salah satu Universitas. Kamu pernah berkata kepadaku, kuliah adalah impianku setalah tamat SMA. Kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang layak sebagaimana yang diinginkan oleh kedua orang tua dan kakak-kakak kandungmu. Berbading terbalik denganku, aku yang sudah bekerja tidak membutuhkan lagi duduk dibangku kuliah. Layak tidak layak pekerjaanku, kedua orang tua ku sangat memberi dukungan kepadaku. Dari situlah aku belajar memahami dan mengerti akan satu hal, terkadang kita tidak butuh orang yang sama dengan dunia kita. Orang yang sekegiatan dengan kitra. Yang kita butuhkan hanyalah orang yang mau menerima dunia kita. Yang mau sama-sama belajar memahami. Meski sebelumnya kita tidak saling menganal satu sama lain.

Kini kita telah sepakat. Menjaga apa yang sudah dimiliki dan dijalankan. Meski beberapa kali tetap saja ada perdebatan untuk hal-hal yang belum sepenuhnya kita pahami. Tidak apa-apa, itu wajar dan bersifat lumrah. Selama kamu dan aku percaya akan satu hal. Sehebat apapun kita berdebat, percayalah, rasa sayang yang kita miliki jauh lebih besar dari itu. Hal yang harus kita sadari, kita tidak boleh lama-lama menyimapan dan merawat emosi buruk. Agar apapun yang kita jaga tetapa ada dan terawat dan bahagia adanya. Dulu, aku pernah membayangkan hidup dengan seseorang yang sama-sama suka berdiam diri dirumah. Tetapi kini, aku selalu membayangkan, kelak sebelum aku berangkat bekerja. Ada seseorang yang harus aku antarkan ke tempat pekerjaanya. Agar ia merasa bahagia dan bersemangat karena aku. Dan orang itu adalah kamu.

Zae21 | 4 April 2018 | 00:41 WIB

Kami sepakat, bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang indah, yang Tuhan ciptakan...